Sabtu, 26 Mei 2018

RESENSI BUKU IF I SHOULD SPEAK


Janganlah Ragu Untuk Berubah Menjadi Yang Lebih Baik


Penulis: Umm Zakiyyah
Penerbit: Mizania
Terbit: Juni 2009
Berat buku: 400 gram
Tebal: 379+
ISBN: 978-602-82xxx

       Umm Zakiyyah adalah seorang penulis “Islamic Fiction Novels” yang lahir pada tahun 1975 di Long Island, New York. Dia telah lulus pada tahun 1997 dengan gelar “Bachelor of Arts” atau biasa disebut sebagai “Sarjana Muda (Ilmu Sastra)” dari Emory University di Atlanta, Georgia. Karya-karyanya telah banyak dikaji dalam kelas-kelas dan klub-klub buku. Beberapa dari karyanya adalah novel A Voice, If I Should Speak, Footsteps, Heart We Lost, dan lain-lain.
Salah satu dari karyanya adalah If I Should Speak : A Novel. Dimana pada novel satu ini, seorang produser dari Audaz Entertaiment bernama “Nia Malika Dixon” berniat menggarap sebuah film untuk novel ini.
     ‘’Manusia memiliki sesuatu yang disebut fitrah. Fitrah ini menjamin kita bisa mengetahui kebenaran ketika ia datang. Dan apakah kebenaran itu? Itulah Islam.’’
Pernyataan itu menohok hati Tamika. Benarkah dirinya memiliki fitrah itu? Dan benarkah kebenaran yang selama ini ia cari adalah Islam? Tamika Douglass, seorang mahasiswi Amerika yang cerdas dan berbakat seni, telah lama dihantui pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan sebagaimana yang diyakini agamanya. Ibu dan sahabat-sahabatnya memberitahunya untuk tidak banyak mempertanyakan Tuhan, agama tidak perlu masuk akal dan ia harus percaya saja. Namun, Tamika tak bisa mengingkari kata hatinya.
        Persahabatan dengan dua sahabat Muslim, Aminah dan Durrah ‘’Dee’’ Gonzalez, membuka jalan baginya untuk mengenal Islam. Awalnya Tamika agak anti dengan dua teman muslimnya itu, karena doktrin-doktrin yang begitu kuat dari orang tua dan temannya mengenai Islam sebagai agama orang-orang yang akan masuk neraka. Namun, lambat laun Tamika merasa ajaran-ajaran Islam bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya, pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dijawab dalam agamanya. Hingga ada yang pergi dalam hidupnya, ia pun semakin yakin akan hatinya. Mungkinkah yang berbicara itu adalah fitrahnya? Namun, apakah Islam yang selama ini ia cari? Beranikah ia mengambil langkah berani menjadi Muslim? Bukankah Islam adalah agama yang menindas perempuan, agama bangsa-bangsa tertinggal di dunia?
          Inilah sebuah novel pencarian spiritual yang mendapat sambutan luar biasa di berbagai negara dan dianggap membawa pembaruan pada genre novel spiritual. Dikaji di kelas-kelas dan klub-klub buku, telah banyak pembaca mengakui pengaruh novel ini pada hidup mereka.
           Buku ini bercerita tentang Tamika Douglass (maaf kalau namanya salah, soalnya bukunya udah dikembalikan), yang bertemu Aminah dan Durrah Gonzales yang biasa dipanggil Dee. Awalnya Tamika menginap di apartemen (lupa namanya, Insya Allah akan saya tambahkan) bersama seseorang. Tamika tidak suka sifatnya dan berujung pada ‘hal yang tidak boleh dilakukan’. Akhirnya Tamika pindah ke apartemen lain dan bertemu dengan Aminah dan Dee yang juga teman sekamarnya
Cerita berlanjut, Tamika mengambil jurusan agama tetapi bingung dengan pilihan agama yang begitu melimpah. Hingga akhirnya Tamika tertarik pada Islam karena Aminah dan Dee. Melalui Aminah, Tamika mengetahui sedikit-banyak tentang Islam, dan mempertimbangkannya
          Novel ini tidak lantas mengagung-agungkan bahwa Islamlah yang benar dan agama lain adalah agama yang salah. Tapi novel ini lebih mengajak para pembaca untuk berpikir secara rasional dan memilih agama bukan hanya lantaran ikut-ikutan. Banyaknya narasi tentang Islam dapat menambah pengetahuan kita
         Kemudian, Tamika dan Dee ditawari panggung dan dilihat produser. Besar kemungkinan mereka akan lebih dikenal setelahnya. Dee yang sudah berbulan-bulan tak menjalankan kewajibannya tetap saja melawan Aminah untuk bernyanyi di depan umum, sesuatu yang tidak boleh dilakukan Muslim
Singkat cerita Tamika dan Dee yang dihujani pujian karena aksinya yang bagus akhirnya menjumpai hal yang tidak pernah diduga sebelumnya, dan karena hal itu Tamika masuk Islam
Bahasa yang digunakan baku, tidak berbelit-belit. Terkadang terdapat makna kiasan dan penuh metafora yang harus diterjemahkan lebih mendalam oleh pembaca.
          Bahasa pada novel ini terdapat juga sisipan kata berbahasa inggris, yang mungkin belum banyak diketahui pada umumnya. Kertas yang mudah sobekpun menjadi bahan kekurangan novel ini.
          Novel ini sangat bagus dibaca untuk semua orang, baik itu kalangan remaja maupun dewasa. Dikarenakan novel ini mampu memberikan bahan kajian yang bermanfaat dan dapat dijadikan sumber literatur mini dakwah Islam. Tidak hanya kaum muslim, kaum non-muslim pun dapat membaca novel ini.  Novel ini dianggap membawa pembaruan pada genre novel spiritual masa kini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar